Tribunnews – Sosialisasi yang diperlihatkan oleh Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dinilai penuh pembaharuan. Unsur pembaharuan tersebut terletak pada penggunaan teknologi hingga jargon kekinian ala anak muda.
“Beberapa kalangan mungkin akan mengapresiasi kreativitas dan inovasi dalam kampanye (Prabowo-Gibran),” ujar Pengamat politik Universitas Multimedia Nusantara, Silvanus Alvin dalam keterangannya, Selasa (5/12).
Ia menjelaskan, Prabowo-Gibran tengah memanfaatkan taktik menarik perhatian dan minat masyarakat. Dapat dikatakan, ini adalah berkah dari viralnya predikat ‘gemoy’ yang belakangan lekat kaitannya dengan figur Prabowo.
Momentum viral tersebut nyatanya berhasil menggaet atensi masyarakat khususnya anak muda. Viralnya kata-kata tersebut secara langsung berdampak bagi suksesnya langkah Prabowo dalam mengarungi masa kampanye menuju Pilpres 2024.
“Bisa dibilang paslon 02 juga sedang riding the wave atas tren gemoy,” kata Alvin.
Tidak hanya melalui kata ‘gemoy’ yang berarti ‘menggemaskan’. Melalui alat peraga kampanye seperti baliho dan bilboard juga berhasil menarik perhatian masyarakat.
Tidak hanya viral dengan ‘gemoy’, Prabowo juga memiliki pembaharuan lain. Salah satu strategi yang berhasil mengubah nuansa kampanye saat ini dalah ketika beredarnya foto Prabowo-Gibran dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI).
Karena saat ini AI adalah hal baru yang belum banyak diketahui oleh masayarakat. Sehingga ketika secara mengejutkan Prabowo-Gibran keluar dengan teknologi baru, secara tidak langsung ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap eksistensi kolaborasi Menteri Pertahanan (Menhan) dan Walikota Solo ini.
Lebih dari itu, para anak muda yang dinilai dekat dengan teknologi akan banyak melirik duet KIM ini. Sehingga kemudian ketertarikan pada diri anak muda berdampak positif bagi naiknya suplai elekabilitas pasangan Prabowo-Gibran.
Sebab, kata Alvin anak muda terhubung dengan perkembangan tren. Sehingga kampanye yang memanfaatkan momentum tren tersebut sudah pasti diminati oleh generasi muda.
“Anak muda seringkali terhubung dengan tren dan budaya populer, sehingga kampanye yang memanfaatkan elemen tersebut dapat menarik perhatian mereka,” pungkasnya.
Sumber : Tribunnews.com