Jakarta – Syukuran HUT ke-64 Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) menjadi momen keakraban Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dengan Prabowo Subianto. Keakraban dua jenderal mantan petinggi TNI tersebut menyimpan cerita tersendiri.
Pada pagi menjelang siang di Wisma Elang Laut, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (12/9). Sejumlah tokoh purnawirawan TNI berkumpul di acara syukuran HUT ke-64 Pepabri. Mereka yang hadir di antaranya, Presiden ke-6 RI SBY, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto hingga mantan Kepala BIN Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono.
Para purnawirawan ini kompak memakai seragam batik yang sama. Dalam cara itu, SBY dan Prabowo duduk dalam satu lingkar meja yang telah disediakan, keduanya pun tampak duduk bersebelahan.
Selain mereka, terlihat hadir juga mantan Panglima ABRI sekaligus eks Menko Polhukam Jenderal TNI (Purn) Wiranto, dan Ketua Umum Pepabri Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar.
Para jenderal purnawirawan ini juga sempat foto bersama di depan panggung dan saling bergandengan tangan. Saat foto bersama itu, SBY dan Prabowo juga terlihat bersebelahan.
Tidak hanya itu, ada juga momen nyanyi bersama para purnawirawan yang hadir. Lagi-lagi SBY dan Prabowo tampak bersebehalan saat momen tersebut.
Ketum Pepabri Agum Gumelar memastikan organisasinya netral di Pilpres 2024. Namun, secara individu dia membebaskan anggotanya memilih karena merupakan hak setiap warga negara.
Agum Gumelar mengatakan semua anggota Pepabri adalah purnawirawan yang memiliki hak memilih. Beda dengan anggota TNI-Polri yang masih aktif di mana dituntut harus netral.
“Ini ya, TNI aktif itu tidak boleh, dia harus baik personalnya, baik organisasinya, institusinya harus netral. Tapi beda dengan purnawirawan Pepabri, PPAD, sebagai suatu kelembagaan harus bersikap netral. Tapi sebagai individu kita punya hak pilih, jadi kita beri kebebasan, silakan memilih, tadi saya kasih guidiens kriteria itu lah yang kita cari,” kata Agum usai acara.
Agum lantas memberikan masukan terkait kriteria tokoh capres untuk dipilih kepada para anggotanya di Pepabri. Ada menyebut ada 3 kriteria, pertama komitmen terhadap NKRI dan Pancasila.
“Kedua bijak dalam arti siap bertekad kuat untuk melanjutkan apa yang sudah baik apa yang dilakukan pendahulunya, dan meninggalkan apa yang tidak baik oleh pendahulunya tanpa caci maki itu bijak,” ujarnya,
Kriteria ketiga yakni seseorang yang berani menghapus segala kegaduhan yang terjadi di dalam negeri. “Dan ketiga seseorang yang berani meminimalisir hal-hal yang tidak benar yang terjadi di negeri ini, kelakuan-kelakuan yang tidak bermoral, kegaduhan-kegaduhan harus diminimalisir,” ujarnya.
Agum mengingatkan perbedaan dalam memilih adalah hal yang wajar. Dia menyebut perbedaan itu harus bersifat sementara dan berakhir ketika pilpres selesai.
“Saya ingatkan perbedaan memilih itu salah satu yang wajar, tapi hanya bersifat sementara, perbedaan memilih harus berakhir ketika pilpres selesai, begitu pilpres selesai tidak ada lagi perbedaan di antara kita, hormati apapun yang menjadi keputusan demokrasi,” ucapnya.
Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Prabowo Subianto, Jenderal (Purn) Agum Gumelar dan Marsekal (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono dan Jenderal (Purn) Wiranto bernyanyi bersama saat ulang tahun ke 64 Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2023). Mereka menyanyikan lagi koes plus berjudul Manis dan Sayang.
Prabowo Bicara soal Semeja hingga Nyanyi Bareng SBY
Prabowo Subianto buka suara soal momen akrabnya dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY di acara HUT ke-64 Pepabri. Apa kata Prabowo?
“Ya gimana? Ini kan adalah ulang tahun Pepabri,” kata Prabowo menjawab singkat usai acara yang digelar di Wisma Elang Laut.
Prabowo lantas ditanya soal hal yang diobrolkan bersama SBY, termasuk apakah ada lobi-lobi politik. Prabowo hanya menjawab sesama tokoh bangsa harus akrab.
“Ya kita harus akrab lah, sesama bangsa harus akrab,” ujar Ketum Partai Gerindra itu.
Soal apakah ada lobi-lobi agar Demokrat gabung ke koalisinya, Prabowo menjawab singkat. “Itu demokrasi itu,” jawab Prabowo.
Demokrat Ungkap Peran Agum Gumelar
Partai Demokrat mengungkap peran Agum Gumelar di balik pertemuan SBY dan Prabowo. Ketua BPOKK Demokrat Herman Khaeron menyinggung Agum Gumelar merupakan Ketum Pepabri yang mempertemukan para jenderal ini, termasuk SBY dan Prabowo.
“Ya kalau di Pepabri kan ada ketuanya, ada pengurusnya. Saya kira mungkin para pengurus dan ketua ya, Pak Agum Gumelar. Jadi memang semangat korps mempertemukan dalam sebuah pertemuan itu ya,” ujar Herman kepada wartawan, Selasa (12/9).
Herman lalu berbicara peluang pertemuan SBY dan Prabowo berlanjut pada rencana berkoalisi. Herman mengaku pihaknya masih melihat perkembangan situasi dahulu.
“Ya kita lihat saja ke depan,” kata dia.
Herman mengatakan sejauh ini sikap partainya masih terbuka pada dua bakal capres yang ada, yakni Prabowo dan Ganjar Pranowo.
“Apakah pertemuan ini tentu sebagai jalan untuk menuju koalisi atau mungkin barangkali ada jalan lain untuk juga menuju koalisi dengan Pak Ganjar. Kita tunggulah ke depannya,” ujarnya.
Jubir Bicara Perasaan Prabowo
Jubir Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, membicarakan perasaan Prabowo dalam pertemuan dengan SBY. Dahnil mengatakan Prabowo memang memiliki keakraban dengan semua tokoh di kalangan militer, di antaranya Wiranto, Hendropriyono, dan Agum Gumelar.
“Pak Prabowo akrab dengan semuanya, Pak SBY, Pak Wiranto, Pak Hendro, Pak Agum, dan lain-lain,” kata Dahnil kepada wartawan, Selasa (12/9).
Menurut Dahnil, Prabowo tak menyimpan perasaan personal tertentu, termasuk dengan SBY. Prabowo, kata Dahnil, menghormati SBY yang pernah memimpin Indonesia.
“Bagi Pak Prabowo, there is no personal feeling, beliau selalu menghormati semua senior, apalagi Pak SBY adalah mantan Presiden RI yang jasanya besar bagi Indonesia,” katanya.
Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Prabowo Subianto, Jenderal (Purn) Agum Gumelar dan Marsekal (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono dan Jenderal (Purn) Wiranto bernyanyi bersama saat ulang tahun ke 64 Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2023). Mereka menyanyikan lagi koes plus berjudul Manis dan Sayang.
Gerindra Harap Dukungan di Pilpres
Keakraban Prabowo Subianto dan SBY di HUT ke-64 Pepabri dinilai Gerindra sebagai momen spesial. Ada harapan usai pertemuan berlanjut menjadi dukungan terhadap Prabowo di Pilpres 2024.
“Ini momen yang sangat spesial dua tokoh bangsa tampil kompak,” kata Waketum Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Selasa (12/9).
Habiburokhman mengatakan Prabowo dan SBY sudah bersahabat sejak remaja. Keduanya pun sama-sama memiliki karir cemerlang di militer dan dunia politik.
“Kita tahu beliau berdua bersahabat sejak remaja, kemudian sama-sama punya karir cemerlang di kemiliteran, serta sama sama berhasil mendirikan dan membesarkan partai politik,” ujarnya.
Apalagi, kata Habiburokhman, SBY mendukung Prabowo di dua pemilu terakhir. Dia berharap momen akrab itu dapat berlanjut dengan dengan kembali Demokrat mendukung Gerindra di 2024.
“Di politik pun mereka sangat nyambung. Dua pemilu terakhir Partai Demokrat mendukung Pak Prabowo, dan dukungannya terasa sangat membantu Pak Prabowo,” ujarnya.
“Kami berharap kekompakan di acara Pepabri tersebut berlanjut akhirnya dukungan Partai Demokrat kepada Pak Prabowo untuk menjadi presiden tahun 2024. Tentu kami akan memuliakan Partai Demokrat, Pak SBY dan Mas AHY dalam bingkai koalisi yang mengedepankan kesetaraan,” lanjut Habiburokhman.
Sumber: Detik