Jakarta, CNN Indonesia — Sejumlah lembaga survei mencatatkan elektabilitas Bacapres Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) Prabowo Subianto unggul di kalangan Gen Z (17-26 tahun) jelang Pilpres 2024.
Litbang Kompas Mei 2023, misalnya, merilis Prabowo mendapat perolehan 32,7 persen sebagai capres tertinggi di kalangan responden Gen Z.
Ketua Umum Partai Gerindra itu berhasil unggul dari dua bakal capres lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Ganjar berhasil merengkuh 24,5 persen suara, sementara Anies hanya mengantongi 10 persen suara.
Padahal dalam survei Litbang Kompas Oktober 2022, Prabowo berada di posisi dua yakni 26,6 persen. Sementara posisi teratas Ganjar dengan 28,1 persen, sedangkan Anies masih di urutan ketiga dengan 13,3 persen.
Survei Indikator Politik yang dirilis Juni 2023, Prabowo juga mendapatkan 43,6 persen dukungan suara dari kalangan Gen Z.
Merespons fenomena itu, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai penyebab Prabowo populer di kalangan Gen Z lantaran ia cukup berhasil memanfaatkan media sosial dan membuat branding dirinya mampu disukai kalangan anak muda.
Misalnya dengan unggahan foto di Instagram yang menunjukkan persona yang kuat. Gerindra menurutnya juga cukup pintar dengan banyak merekrut anak muda serta memanfaatkan penggunaan sosial media untuk mendekati Gen Z.
Selain itu, Prabowo menurutnya bermain cukup aman dengan menghindari potensi konflik. Apa yang disampaikan di sosial media Prabowo menurut Arifki tidak lebih dari sekadar keseharian dan tugasnya di pemerintahan Jokowi.
“Prabowo cukup berbeda dengan Ganjar dan Anies. Kalau misalnya Ganjar dan Anies bertarung soal polarisasi kanan dan kiri, tentu Prabowo berada dalam narasi tengah. Makanya ini salah satu peluang juga bagi Prabowo diterima oleh kalangan Gen Z,” kata Arifki saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (20/7).
Pun ketokohan Prabowo dengan latar belakang militer dinilai mampu memantik semangat juang generasi muda Indonesia untuk terus membela kedaulatan bangsa dan negara. Sehingga sebagian besar Gen Z menilai Menteri Pertahanan tersebut sebagai sosok negarawan dan tokoh bangsa.
Kendati demikian, tingkat kepopuleran Prabowo yang tinggi di kalangan Gen Z belum tentu mampu mengerek suara Prabowo pada kontestasi politik 2024 mendatang. Arifki menilai masih terlalu dini menyimpulkan tingkat kesukaan dengan kemenangan Pilpres.
Indonesia yang kini memiliki generasi kunci di kalangan milenial dan Gen Z disebut-sebut memiliki sikap apatis yang perlu dianggap dan diyakini sebagai tantangan pada Pemilu 2024. Artinya, belum tentu Gen Z akan mencoblos capres 2024 kendati mereka memiliki tokoh yang disuka.
Namun di sisi lain, Milenial dan Gen Z juga bisa menjadi pemilih yang cukup baik lantaran mereka melek teknologi sehingga mampu mencari informasi yang mereka inginkan seluas-luasnya.
“Apalagi dalam momentum 14 Februari nanti hari pemilihan, ini kan juga akan mengganggu Gen Z maupun Milenial yang mungkin merayakan hari valentine. Ini salah satu mungkin hal yang juga tentangan bagi tim capres semuanya, bagi Prabowo, Anies, maupun Ganjar,” ujar Arifki.
Prabowo dinilai lebih ‘lunak’
Sementara pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai kepopuleran Prabowo di kalangan Gen Z itu sedikit banyak menunjukkan bahwa suara Prabowo nantinya juga bakal disumbang oleh para anak muda.
Namun ia juga meyakini hal itu belum bisa dipastikan, sebab segala hal yang berhubungan dengan tingkat kepemilihan capres 2024 masih sangat dinamis menjelang Februari 2024 nanti.
Adapun kepopuleran Prabowo itu menurut Ujang menjadi sebuah ‘berkah’ bagi Prabowo asal Menteri Pertahanan itu mampu memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Prabowo beserta Gerindra dan tim pemenangan menurutnya harus memikirkan strategi khusus agar angka golput nantinya berkurang.
Tak jauh beda dengan penilaian Arifki, Ujang berpendapat kalangan Gen Z ini berpotensi untuk tidak mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan memilih kandidat capres, meski mereka memiliki ‘Idola’ misalnya.
“Jadi harus ada tim untuk memobilisasi Gen Z agar bisa memilih, sehingga tidak apatis ataupun golput. Itu yang harus dilakukan oleh Prabowo, jika Prabowo tetap ingin mendapatkan dukungan dari kalangan Gen Z,” kata Ujang.
Ujang selanjutnya menilai sejumlah alasan yang melatarbelakangi Gen Z banyak yang menyukai Prabowo lantaran selama ini, Prabowo dianggap mampu bekerja dan tidak menunjukkan masalah selama menjabat sebagai anak buah Presiden Jokowi.
Selain itu, imej Prabowo yang dua periode belakangan menjadi capres dan terlihat ‘keras’, kini menurutnya menunjukkan sisi yang lebih lembut. Sehingga para Gen Z mulai mengidolakannya.
Pun dengan pemanfaatan sosial media tim Prabowo yang kerap mengikuti tren anak muda dan tak jarang berkomunikasi dengan warganet sehingga menimbulkan kesan yang cukup baik bagi Gerindra dan Prabowo.
“Jadi bisa karena perilaku Prabowo yang berubah ya. Sikap Prabowo yang berubah dari dulu yang meledak-meledak, yang menggebu-gebu, sekarang lebih santun gitu ya. Bijak, sangat sederhana, tegas, dan merakyat,” kata dia.
Gen Z Tak Terikat Masa Lalu Prabowo
Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menilai salah satu alasan elektabilitas Prabowo Subianto tinggi di kalangan Gen Z, lantaran mereka tidak terikat masa lalu Prabowo.
Wasisto berpendapat mayoritas Gen Z tidak seperti sebagian Milenial, generasi X, hingga baby boomers yang hingga kini kerap mengaitkan Prabowo dengan penculikan aktivis pro-demokrasi di era 1998.
“Setelah kita lihat, bahwa Gen Z ini adalah generasi yang katakanlah tidak terikat masa lalu. Artinya kalau kita lihat generasi sebelumnya kan pasti sudah tahu rekam jejak Prabowo seperti apa, tapi kan kalau Gen Z tidak,” kata Wasisto.
Selain itu, belakangan Prabowo menurutnya kerap melakukan pendekatan, bertemu, dan mengajak diskusi sejumlah influencer maupun tokoh populis, salah satunya seperti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Wasisto menilai hal itu mampu membawa image baik bagi Prabowo di kalangan anak muda khususnya Gen Z. Ia pun menyebut persepsi kepemimpinan Gen Z didominasi mindset paternalistik. Gen Z, ujar Wasisto, mendambakan sosok ‘bapak’ yang menjadi teladan dan pelindung bagi mereka.
Selain itu, narasi yang dibawa Prabowo di sosial media seperti patriotisme cukup mampu menyedot animo Gen Z.
“Selain itu, Prabowo sudah punya investasi nama ya, sudah panjang, maksudnya sudah ikut pemilu 2014 dan 2019, sehingga kan lintas generasi sebenarnya kalau kita bisa baca,” kata dia.
Namun demikian, tak jauh berbeda dengan pendapat Arifki dan Ujang, Wasisto menilai kepopuleran yang diraih Prabowo di kalangan Gen Z itu belum menentukan nasib suara Prabowo.
Kendati Prabowo memiliki sejumlah nilai karakteristik yang kemudian menjadi keunggulan Prabowo dibanding Ganjar dan Anies dalam kacamata Gen Z, namun potensi mengembalikan ceruk suara pemilih mudanya di Pemilu 2019 lalu menurutnya masih belum cukup jelas.
“Sebenarnya hal itu menurut saya masih dalam ruang abu-abu, karena pada pangsa pemilih muda ini memiliki preferensi yang dinamis. Karena kan pemilu masih lama ya, masih tujuh hingga delapan bulan lagi ya,” ujar Wasisto.
Sumber : cnnindonesia.com