Tribunnews.com – Prabowo Subianto menjadi salah satu menteri yang cukup dekat dengan Presiden Jokowi. Keduanya kerap terlihat bersama dalam berbagai kesempatan. Kedekatan antara Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terlihat makin lengket.
Kedekatan mereka pun dikait-kaitkan dengan kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang. Keakraban keduanya baru-baru ini terlihat saat makan siang bersama di Istana Bogor pada Minggu (18/6/2023).
Lalu, keesokan harinya mereka nonton bareng Laga Sepakbola antara Timnas Indonesia melawan Timnas Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).
Kedekatan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo ini memunculkan berbagai penafsiran.
Pengamat politik dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro mengatakan, kebersamaan Jokowi dan Prabowo bisa juga ditafsirkan ke arah kecenderungan dukungan moral dan politik sang presiden di Pilpres 2024.
“Apakah kebersamaan ini bisa dilihat sebagai kode keras dari presiden mengenai siapa paling diharapkan dapat menjadi presiden selama lima tahun mendatang? Bisa saja hal itu demikian ditafsirkan,” kata Bawono, Kamis (22/6/2023) dilansir dari Tribunnews.com.
Bawono melanjutkan, momen kebersamaan Jokowi dan Prabowo juga bisa ditafsirkan sebagai sebatas relasi tugas antar pejabat negara.
“Diberbagai kesempatan kegiatan kenegaraan presiden hampir selalu mengajak Prabowo notabene anak buah beliau di kabinet,” tambah Bawono.
Dia kemudian menyinggung perihal perbedaan kecenderungan politik Presiden Jokowi dengan PDIP.
Bawono berpendapat, sebagai bagian dari kader PDIP, Presiden Jokowi juga mengikuti keputusan partai dimana telah memutuskan untuk mengusung Ganjar Pranowo.
“Namun, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan didukung secara solid oleh tujuh partai politik pendukung pemerintahan, Presiden Jokowi juga memiliki kepentingan sendiri,” urainya.
Tidak menutup kemungkinan Presiden Jokowi memiliki preferensi politik dalam hal bakal calon presiden mendatang yang tidak sama dengan pilihan politik dari PDIP.
Hal di atas dibuktikan dengan Presiden Jokowi yang memberikan endorse dukungan politik terhadap figur calon presiden di luar pilihan PDIP, yakni Prabowo Subianto.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan sinyal ataupun kode-kode endorsement yang diberikan Jokowi kepada Prabowo semakin menguat ke permukaan.
Hal itu dapat dilihat dari berbagai momen, di antaranya saat Jokowi mengajak Prabowo untuk makan siang bersama di Istana Bogor, Minggu (18/6/2023).
Kemudian, Jokowi dan Prabowo nonton bareng pertandingan persahabatan antara Timnas Indonesia vs Argentina di GBK Senayan, Jakarta, Senin Malam (19/62023).
“Ini sesuatu yang spesial dan serangkaian dengan acara makan siang Prabowo dengan Jokowi sehari sebelumnya. Jadi makin banyak sinyalemen atau kode-kode endorsement Jokowi ke Prabowo,” ungkap Qodari.
Kekompakan dan keakraban yang terekam ketika Jokowi, Prabowo, dan Erick duduk berjejer dalam satu deret saat menyaksikan pertandingan Indonesia vs Argentina, juga dinilai Qodari sebagai sinyal Jokowi yang mencoba mencocokkan Prabowo dan Erick.
“Soal Prabowo-Erick mungkin-mungkin saja, karena Erick juga sebagai salah satu Cawapres paling potensial pada hari ini karena memiliki elektabilitas, punya basis sosial dan dukungan parpol,” kata Qodari.
Tak hanya Bawono dan Qodari, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin juga mengatakan ada sinyal kuat bahwa Jokowi mendukung dan akan memenangkan Prabowo pada Pemilu 2024.
“Kedekatan dan kelengketan Jokowi secara hati nurani dan secara pribadi itu mendukung Prabowo, saya melihat ada skema Prabowo-Erick Thohir,” ujar Ujang.
Selain itu, Ujang juga menganggap bahwa keakraban dan kedekatan mereka bukan kedekatan biasa antara presiden dengan menterinya, akan tetapi jauh lebih bermakna.
“Kita tahu, Jokowi masih presiden. Ia masih punya kekuatan besar untuk bisa membantu pemenangan capres yang didukung,” lanjut dia.
Menurut Ujang, hati nurani Jokowi sejatinya memilih dan mendukung Prabowo meskipun secara kepartaian dirinya seakan “dipaksa” PDIP untuk mendukung Ganjar karena merupakan kader partai.
“Akan tetapi, Jokowi diyakini bisa memperhitungkan dan secara objektif mengkalkulasikan bahwa Prabowo lebih berpotensi memenangkan kontestasi pilres 2024,” tutup Ujang.
Sumber : Tribunnews.com